DITUNDA DULU...
Penantianku... (Sumber, bp.blogspot.com) |
Ini kisah nyata. Seseorang meminjam uang yang saya punya. Saya pinjamkan
hingga tenggang waktu yang telah ditetapkan. Karena sifat dasar saya yang tak
kepingin menagih-nagih. Pada hari yang ditentukan, saya tak berani menagih uang
yang dipinjam kawan saya itu. Padahal ketika itu saya lagi kanker alias kantong
kering dan saya sangat butuh uang tersebut. Malangnya lagi, si peminjam seolah
tak pernah memiliki hutang dan bersikap cuek pada saya pada hari H pembayaran, seakan
dia tahu bahwa saya tidak akan menagihnya. Hal tersebut membuat hati saya panas
dan geram. Namun, pertimbangan ikatan silaturahim lebih berarti bagi saya
ketimbang uang yang sangat saya perlukan itu. Akhirnya saya urungkan niat untuk
melampiaskan kegeraman yang merasuki jiwa.
Hari-hari berlalu dan hampir tiga bulan uang tersebut tidak
sampai-sampai ditangan saya. Di hati saya telah katakan bahwa saya tidak akan
menagih, kalo dibayar ya saya terima, tapi kalo nggak ya udah saya ikhlasin
saja.
Hingga pada suatu siang. Saya diajak teman (Sebut saja namanya
Sobran) break lunch di suatu rumah
makan. Hal ini tidak biasa saya lakukan, sebabnya saya biasa makan siang di
kantin kampus karena lebih hemat dan tetap mengeyangkan. Tengah makan saya
teringat bahwa saya memiliki hutang pada Sobran beberapa waktu lalu, ketika
saya dan dia makan bakso di warung depan kosan. Usai Break Lunch saya utarakan bahwa saya berhutang pada Sobran. Dia tersenyum
dan berkata bahwa dia telah lupa akan hal itu. Semula dia tak mau nerima
pembayaran saya, namun saya katakan hutang tetaplah hutang yang harus dibayar. Akhirnya
dia mau nerimanya.
Malam hari. Seperti biasa saya memencet-mencet tobol-tombol keyboard Aceng, sapaan buat laptop saya.
Dengan earphone tergantung dikuping
dan kepala sedikit ikut bergoyang diikuti beberapa anggota badan saya, saya nikmati alunan nada dan irama dari Mp3. Sedang asix-asix na, tiba-tiba datang
sahabat satu kosan masuk kamar saya sambil menyodorkan beberapa lembar uang
puluhan ribu. Saya terperangah, uang apa ini? Tanya saya. Dia bilang bahwa itu
adalah uang yang dipinjamnya pada saya beberapa bulan silam. What? Saya sudah
melupakannya. Tapi tak apalah, akhirnya saya terima tuch uang. Seolah menerka
apa yang sedang saya pikirkan dia minta maaf karena terlambat membayarnya sebab
belum ada uang alasannya. Saya sambut dengan senyum dan lisan ini bilang never mind, nggak apa-apa.
Dibenak saya terekam lagi kejadian saat saya membayar uang
pinjaman pada Sobran tadi. Barangkali karena saya menunda-nunda membayar uang
pinjaman pada Sobran dibalas juga dengan tertundanya si peminjam mengembalikan
uang saya. Namun, ketika saya segera membayar hak orang lain, hutang. Secepat itu
pula diperlihat oleh Allah Swt bahwa uang saya dikembalikan.
Malam ini aku tercenung memikirkan peristiwa sehari tadi.
Allah Swt memang selalu benar dan tak akan pernah sekali-kali mengingkari
janjiNya. Ampuni hamba ya Rabb... ۩
۩ Keheningan Malam Bogor, 10 Februari 2013۩
Leave a Comment