Rabu, 13 November 2019

Jadilah Ayah Yang 'Menyebalkan'



Jika anak-anak kita sulit dibangunkan untuk sholat subuh teruslah bangunkan hingga mereka benar-benar bangkit dari tempat tidurnya dan berwudhu. Jangan pedulikan omelan dan gerutu mereka, tutup saja telinga kita tahan emosi. Pembiasaan, sambil ditanamkan kesadaran tentang kewajiban salat itu penting bahkan itu fondasi yang harus kita berikan sejak dini. Nikmati proses ini, agar kelak di Hari Perhitungan kita tidak menyesal karena kita telah melaksanakan tugas kita sebagai orangtua.

Jika anak-anak kita selama ini lebih dekat pada ibunya , berusahalah untuk merebut hati mereka agar mereka juga dekat dengan kita, dengan berbagai cara, meski kita dibilang menyebalkan, terus saja ambil hatinya. Anggap saja apa yang kita lakukan sebagai balasan atas abainya kita pada mereka selama ini, atau mungkin , waktu anak kita masih balita kita jarang memeluknya, kita sibuk dengan pekerjaan, atau memang kita tidak paham pentingnya pelukan bagi anak-anak kita.

Jika anak-anak kita jarang bahkan tidak pernah mengatakan 'aku sayang ayah,' aku kangen ayah,' jangan sedih dan berkecil hati, engkau sesungguhnya tidak sendirian, 'welcome to the club' banyak sebab mengapa mereka begitu: mungkin mereka sdh menginjak masa remaja, atau mungkin kita tidak pernah mengatakan itu saat mereka balita. Nah, ini terjadi juga pada saya. 2 putri saya sudah menginjak remaja, dalam pembicaraan di telpon sering saya pancing ungkapan "ayah sayang/kangen Kamila/Shabrina!"
Dijawabnya dgn santai : iya atau gaje ..ihh apaan siy ayah ..malu nih ada temenku dengerin.' Padahal waktu mereka balita ungkapan itu kerap dilontarkan mereka. Tenang, nikmati saja.

Jika anak-anak kita lebih lengket atau 'giring kandang' (istilah penggemar burung dara saat burung jantan ada pada fase kawin), pada gawai mereka, jangan dimarahi apalagi direbut gawainya. Sebaiknya dekati , ajak ngobrol, tanya dia sdg apa dengan gawainya, jika waktu salat akan tiba, ingatkan jam brp dia hrs menghentikan bergawai dan salat. Tanya dia apa manfaat dan bahaya main gawai. Sebaiknya berikan dulu tantangan atau syarat sebelum anak kita izinkan main gawai, misalnya berupa pekerjaan fisik spt bersihkan kamar mandi, mencuci piring, atau kegiatan lain seperti membaca, menghafal quran, menulis apa yang dia lihat di gawainya. Jika ajakan kita ditolak dan terus ditolak, cari cara lain yang lebih kreatif. Intinya, jangan berikan anak main gawai secara gratis.

Menjadi ayah memang tidak ada sekolahnya. Ia adalah tanggung jawab yang melekat saat istri kita hamil, melahirkan, membesarkan, mendidik, hingga membawanya ke jenjang kehidupan baru yang harus dikelola oleh anak-anak kita sendiri, akibat telah berubahnya status mereka. Menjadi ayah yang 'menyebalkan' untuk sebuah proses mendidik anak menjadi penyejuk pandangan mata itu asyik.

Untuk para ayah:
Selamat Hari Ayah Nasional
coretan Ustaz #amruasykari