Minggu, 28 Oktober 2012

Analisa Artikel Pendidikan

Dalam dunia Pendidikan, seorang guru tidak hanya berperan guru sebagai pengajar, namun harus merangkap menjadi pendidik dan pemimpin.berikut definisi singkatnya:

1. Guru sebagai pengajar
Maksud guru sebagai pengajar adalah guru berperan mentransfer atau memberikan ilmu untuk anak didiknya, tanpa memperhatikan diterima atau tidaknya ilmu tersebut oleh muridnya, yang pasti sang guru telah memberikan ilmu.

2. Guru sebagai pendidik
Disini selain memberikan ilmu, guru juga turut memperhatikan efek dari ilmu yang diberikannya. Dalam hal ini melingkup afektif atau sikap dari anak didiknya.

3. Guru sebagai pemimpin
Lebih mencakup kesemua peran guru diatas, dimana guru berperan memberikan ilmu, memperhatikan afektif anak didik serta mengarahkan atau mempengaruhi siswanya sesuai “keinginan”sang guru.

Dalam artikel yang ditulis oleh bapak Asep Syafaat (direktur sekolah Guru Indonesia) di Republika Online dapat ditemukan beberapa contoh dari kesemua peran guru tersebut, yakni:

1. Peran guru sebagai pengajar tercantum pada paragraf ke-3, berbunyi “Ishaan merupakan korban dari Sistem Pendidikan Yang Egois...”
Sedangkan efek dari peran guru yang HANYA sebagai pengajar ditemukan dalam paragraf yang ke- 4, 5, 6, 8, dan paragraf ke-9 dari artikel pendidikan tersebut.

2. Peran Guru sebagai pendidik terlihat dalam peragraf pertama” ...Mulia bukan karena semata berprofesi sebagai guru, tapi justru karena perilakunya yang patut Digugu Dan Ditiru...” Pada paragraf ke-7 “ Totalitas Dan Kecintaan pada murid, kunci sukses seorang guru bisa menjadi sosok spesial di mata murid-murid...” dan efek dari peran guru sebagai pendidik ditemukan pada paragraf ke-16 dan 17.

3. Peran guru sebagai pemimpin tampak dalam paragraf dua dengan kata kuncinya yaitu “”...Kehidupannya Memberi Inspirasi serta Mampu Menyentuh kehidupan murid-muridnya... Mengubah Jalan Kehidupan Ishaan dari masa suram menjadi masa-masa yang membahagiakan.”

dan pada paragraf ke-23 “Itulah perasaan cinta sang guru, yang bisa Melakukan Apa Pun Yang Terbaik untuk muridnya. Dialah manusia pilihan, yang bersedia menjadi pijakan bagi Kesuksesan Dan Kebahagiaan murid-muridnya...”

Lalu dalam paragraf ke- 22 “... Kuatnya Ikatan Cinta yang melandasi hubungan di antara murid dengan guru...” merupakan akibat yang ditimbulkan oleh peran seorang guru sebagai pemimpin yang membuat terharu setiap orang yang melihatnya.

Itulah beberapa contoh dari peran guru yang didapati dalam artikel tersebut.

Artikel pendidikannya dapat dilihat disini

Pesankan Saya Tempat Di Neraka


Resonansi Jiwa Classy fm

Ini merupakan kisah di musim panas yang merupakan ujian yang cukup berat, terutama bagi kaum muslimah untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannya.

Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan akhlak. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup leher dan telinga, kehangatan badan pun bisa dijaga.

Jilbab... Bisa sebagai multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, Kairo-Alexandria. Disebuah mikrobus ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat karena memang pakaian yang menentang kesopanan.
Ia duduk diujung kursi di dekat pintu keluar.

Di negara yang mayoritas Islam itu tentu saja dengan cara berpakaian seperti itu mengundang perhatian. Kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian seperti itu bisa mengakibatkan sesuatu yang tidak baik bagi dirinya.
Disamping pakaian seperti itu juga melanggar norma agama dan kesopanan.

Tapi tahukah anda apa respon perempuan muda tersebut?

Dengan ketersinggungan yang sangat, ia mengekspresikan kemarahannya karena merasa privasinya terusik.
Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogratif seseorang.

" jika memang bapak mau, ini... Ambil saja ponsel saya. Tolong Pesankan Saya Tempat NERAKA Tuhan anda!!! "

sebuah respon yang sangat frontal dan sang bapak pun hanya ber-astaghfirullah~ hanya beristighfar.
Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah swt.

Detik-detik berikutnya suasana pun hening. Beberapa orang kelihatan kelelahan dan terlelap dalam mimpinya.
Tak terkecuali perempuan muda itu.

Hingga sampailah perjalanan dipenghujung tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria.

Kini... semua penumpang siap-siap untuk turun. Tapi, mereka terhalang oleh perempuan tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia berada di dekat pintu keluar.

" Bangunkan saja "

Begitu kira-kira permintaan beberapa penumpang.

Tahukah anda apa yang terjadi?

Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi dan setelah diperiksa nadinya, ia pun menemui ajalnya.

Seisi mikrobus tersebut beristighfar-menggumamkan kalimat Allah swt sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk disampingnya.

Sebuah akhir yang menakutkan.
Mati dalam keadaan menantang Tuhan.

¤¤¤

Sahabat SGI'ers...

Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya.

Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat.

Seandainya tiap orang tahu akan bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan buruk.

Dan,

Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah swt kelak.

Sungguh, Allah swt masih menyayangi kita,
masih terus dibimbingNYA.

Allah swt semakin dekat dengan orang-orang yang dekat denganNYA- semakin dekat.

Dan yang terlena seharusnya segera SADAR mumpung kesempatan itu masih ada.

Dosen Gentayangan

Oktober 2007

Pernah ku berpikir bahwa semua yang menimpa diri ini adalah karma, karena aku tak setia pada pelajaran yang ada sewaktu ku masih duduk dibangku sekolah.
Kudambakan menuntut ilmu di universitas negri, tak kesampaian sebab ku tak berani unjuk gigi ulah gagal dalam prestasi. Sehingga semuanya hanya tinggal mimpi-mimpi.

Meskipun begitu, aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk kuliah walau di perguruan tinggi swasta.

Disemester pertama, ada satu mata kuliah yang unik menurutku-mata kuliah yang jadwalnya di malam hari. Sebagian kawanku mempunyai masalah untuk jadwal malam hari tersebut; angkot yang susah lah; jatah istirahat yang dipotong lah dan segudang alasan lainnya yang dijadikan masalah. Tapi, tidak bagiku. Menyoal sukarnya angkot, disisiku selalu hadir kekasih yang setia mendampingiku~Si Ceper.
 
Ceper merupakan motor hasil modifikasi tanganku sendiri. Dengan body yang panjang, ban kecil, kaca spion antik dan ditempeli banyak stiker disekujur tubuhnya bak tato suku mentawai asli.

Suatu malam, sesuai jadwal kuliah. Si Ceper mengantarku menuju kampus. Dandannya rapi dan bersih sekali karena barusan siap kusirami dan kukeramasi.

Wangi menyeruak menusuk hidung membuat suasana makin romantis. Siualanku mendendangkan lagu yang ku tak tahu lagu apa dan punya siapa (karena memang belum pernah diciptakan, hehehe ^^). Disepanjang perjalanan aku berasyik masyuk bersama Ceper. Tepat di suatu bengkolan, beberapa meter sebelum masuk gerbang kampus terdengar suara memecah gendang telinga.

"duarr... Puszzf"
ban depan Ceper kempes disuntik paku.

"alamak! Sial!!!"
kesalku menendang ban yang bocor. Segera, tanpa pikir panjang kularikan sepeda motor itu ke rumah sakit motor terdekat~ bengkel.

Lama ku menunggu di bangku antrian. Kulirik jam tangan. Aku masih punya waktu 10 menit. Agar tak telat kuliah, kupacu Ceper dengan kecepatan tinggi.

Bersama kawanku, ku menanti datangnya sang dosen yang kukira telah menyajikan kuliahnya. Cemasku pergi tak diantar sebab diriku tak terlambat.

Waktu berputar. Bosan telah bosan membosaniku. 16 menit, 28 menit berlalu. Di menit yang ke 42, sang dosen pun menunjukan batang hidungnya.

Dosen telat itu mempersilahkan kami memasuki kelas. Tak biasa. Seorang pengajar masih mau melanjutkan kuliah walau sudah terlambat nyaris 60 menit.
Hampir semua dosenku "berdisiplin tinggi". Telat lima menit, silahkan tutup pintu dari luar kelas- absen. Berbeda dengan dosen berwajah tirus yang mengajar evolusi manusia ini.

Aku merasa aneh. Bulu romaku berdiri. Pelajaran dimulai. Zzz...
 
Matahari telah sepenggalan. Dari jauh tampak seseorang tergopoh-gopoh. Dia mendekatiku. Aku dan kawan-kawan yang tengah menikmati jajanan dikoridor memasang sikap manis saat dia melewati kami.

"maaf ya. Saya tak bisa memberi kuliah semalam"

ucap lelaki yang bertitel dosen dihadapan kami. Kami mengekor di belakang dengan kerut wajah penuh tanda tanya.

"tapi pak..! Semalam kita udah belajar evolusi sama..."

keterangan Serli terputus. Seorang teman diantara kami. Dia mencoba mengingat sebuah nama.

Tepat diambang pintu kelas, lekaki itu menghentikan langkahnya. Memutar badan melihat kami.
Tanda tanya besar terukir dikeningnya.

"APA !!?"
Teriak sang dosen kaget.

"saya tak pernah mengkofirmasi seorang dosen pun untuk menggantikanku.
Dengan siapa kalian kuliah semalam!?"

"ma..af..af Pak. semalam kami diajar oleh Bapak yang mengaku bernama Dedet Gustly"

Serli berhasil mengingat. Kami gugup. Memang, sebagai mahasiswa baru kami belum kenal banyak dengan dosen, apalagi evolusi adalah kuliah perdana kami.

"APA, Dedet Gustly?"
bagaikan mendapat tamparan dimukanya, dosen berkaca mata tebal itu makin kaget. Nafasnya tak teratur. Begitupun kami yang bertanya-tanya "ada apa ini!"

"Dedet itu telah MATI"
Jelas dosen bernama Popon ini.

"WHAT?"
 
Angkatan kami adalah korban kesekian kalinya dikuliahkan oleh arwah gentayangan yang bunuh diri 5 tahun lalu di kelas yang kami tempati. Dedet mengakhiri usianya karna tak kuat menjalani hidup. Label "dosen killer" juga turut menjadi alasan buatnya mendekati ajal-gantung diri. Apalagi ketika diketahuinya istri tercinta menyimpan pria lain. Membuatnya makin depresi.

Kamis, 25 Oktober 2012

Konsep Guru Versi SGI-DD


Guru dan Murid Istimewa
Oleh Asep Sapa'at
(Teacher Trainer di Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa)
Jumat, 21 September 2012, 14:12 WIB

Film Taare Zameen Par, ceritanya sangat inspiratif dan menggugah hati. Kisah hidup seorang guru berhati mulia. Mulia bukan karena semata berprofesi sebagai guru, tapi justru karena perilakunya yang patut digugu dan ditiru. 

Mengapa demikian? Profesi guru itu mulia. Kemuliaan itu semakin tampak ketika perilaku guru berkiblat pada kebajikan. Kehidupannya memberi inspirasi serta mampu menyentuh kehidupan murid-muridnya. Seperti yang dilakukan guru Nikumbh pada Ishaan. Mengubah jalan kehidupan Ishaan dari masa suram menjadi masa-masa yang membahagiakan.

Ishaan merupakan korban dari sistem pendidikan yang egois. Melihat kesuksesan melulu dari satu sudut pandang saja, prestasi akademik yang gemilang. Ketika nilai akademik Ishaan memprihatinkan, sistem seakan hendak menjatuhkan vonis bahwa Ishaan bermasa depan suram. 

Kepala sekolah maupun guru Ishaan sudah angkat tangan dengan kondisi Ishaan yang sangat payah dalam soal prestasi akademik. Naasnya, orang tua Ishaan pun selalu membandingkan Ishaan dengan kesuksesan kakaknya yang memang pintar secara akademik. 

Tak ada yang paham ada keistimewaan khusus pada diri Ishaan. Jika tereksplorasi, keistimewaan inilah yang justru akan mampu menjadikan Ishaan jadi sosok unik nan spesial. From nobody to somebody. Anak malang ini pun dikeluarkan dari sekolahnya. Ishaan begitu sangat terasing.

Ishaan adalah anak istimewa, sehingga memang perlu dididik guru istimewa pula. Di tengah rasa keputusasaan atas nasibnya, hadir sosok manusia biasa yang melakukan hal luar biasa. Guru Nikumbh mencoba menguak misteri yang terjadi pada hidup Ishaan. 

Totalitas dan kecintaan pada murid, kunci sukses seorang guru bisa menjadi sosok spesial di mata murid-murid. Setiap kata dan perbuatan guru itu mesti bijaksana. Eloknya jika data serta fakta ikut dihadirkan dalam menyampaikan suatu hal. Guru Nikumbh sangat detil mencermati profil pribadi Ishaan.

Guru Nikumbh mengenali Ishaan sebagai siswa berkebutuhan khusus. Ishaan punya masalah disleksia. Hal itu ditemukan pada buku catatan dan apa yang terjadi di masa lalu Ishaan. Bukti yang cukup valid untuk mengetahui sumber persoalan utama yang dihadapi Ishaan. 

Salah satu episode menarik dari film itu, ketika Nikumbh mencoba membahas persoalan Ishaan dengan orang tuanya. Nikumbh tak gentar untuk berdebat dengan orang tua Ishaan karena punya banyak bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. 

Dia tampilkan dirinya sebagai sosok yang tak sok tahu. Dia hindari sikap "merasa" paling benar. Argumentasinya cerdas dan bernas, lengkap dengan semua produk karya tulis dan hasil lukisan Ishaan. Berapa banyak guru yang bisa sadarkan orang tua untuk lebih kenal dengan kehidupan anaknya? Tak banyak, tapi yakinlah pasti ada.

Kalau bukan karena cinta pada sang murid, mustahil seorang guru datang ke rumah orang tua siswa yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer. Kalau bukan karena kesungguhan hati, sang guru pasti akan kehabisan akal serta kesabaran duluan sebelum persoalan berat yang menimpa muridnya dituntaskan. 

Guru Nikumbh sadar sepenuhnya, Ishaan punya persoalan disleksia yang turut memengaruhi prestasi akademiknya. Satu lagi, Ishaan tetaplah sosok istimewa andai diberi kesempatan untuk menunjukkan potensi terbaik dari dirinya.

Guru itu hebat bukan hanya karena dia lulusan terbaik dari kampusnya. Guru itu hebat bukan karena melulu dia raih banyak gelar sebagai guru teladan. Belum tentu juga guru yang lulus sertifikasi digelari guru hebat. Jika dia tak mampu bakar semangat murid untuk belajar, tahan dulu anggap dirinya guru hebat. 

Guru hebat, dia mampu memotivasi serta menyadarkan murid untuk apa dan untuk siapa dia belajar dalam kehidupan ini. Kesannya begitu melangit. Tapi bagi guru seperti Nikumbh, hal itu bisa dipraktikkan. Dia bercerita tentang sosok-sosok hebat semacam Einstein, Pablo Picasso, Leonardo Da Vinci, serta tokoh hebat lainnya. 

Dia tak hanya sekadar bercerita tentang kisah sukses tokoh-tokoh itu. Tapi cerita tentang kepayahan mereka dalam hal membaca, menulis, berhitung, serta gagalnya menunjukkan prestasi akademik yang tak menghalangi kecemerlangan mereka menjadi bintang di bidang spesialisasinya. Itulah guru hebat. Ishaan, mulai tersadar hidup itu mesti terus berjalan. Perbaiki sisi lemah dari diri kita, dan berlatihlah terus untuk menunjukkan prestasi terbaik.

Guru Nikumbh menulis di papan tulis, satu demi satu huruf ditulis dari kanan ke kiri. “HMBUKIN RAKNAHS MAR IS EMAN YM”. Ayo dibaca apa? Bingung? Guru Nikumbh lantas membawa sebuah cermin dan mendekatkan cermin itu pada tulisan yang dibuatnya. Semua siswa girang bukan kepalang karena bisa membaca tulisan itu dengan jelas, “MY NAME IS SHANKAR RAM NIKUMBH”. Thinking out of the box, cara mengajarnya pun kreatif dan sangat kontekstual dengan kehidupan murid. 

Di satu kesempatan, Ishaan begitu sangat dimanjakan dengan cara mengajar guru Nikumbh. Dia bisa jawab pertanyaan guru Nikumbh, lantas kata-kata tulus meluncur dari guru Nikumbh mengapresiasi jawaban Ishaan. Sesuatu yang sangat jarang diberikan oleh guru-guru sebelumnya. Dia merasa sangat istimewa di mata guru Nikumbh. Rasa percaya dirinya berangsur pulih. Terlebih ketika Nikumbh dengan segenap rasa cinta mengajari Ishaan belajar membaca, menulis, dan berhitung. Hal istimewa yang dilakoni dua manusia spesial.

Adegan yang paling menguras emosi di film itu hadir, ketika Ishaan mengikuti lomba melukis di sekolahnya. Lama ditunggu sang guru, Ishaan baru datang di saat peserta lain sudah mulai melukis. Ishaan lalu mulai melukis, begitu pun dengan guru Nikumbh. 

Setelah selesai melukis, Ishaan segera menyerahkan hasilnya ke guru Nikumbh. Guru Nikumbh sangat takjub dengan hasil lukisan Ishaan. Bahkan ketika Nikumb masih terpesona mencermati lukisan itu, Ishaan mencoba lebih dekat untuk melihat apa yang dilukis gurunya. Dia sangat penasaran akan hal itu. 

Ternyata sebuah lukisan indah yang menampilkan sosok dirinya yang sedang tersenyum bahagia. Ishaan berdiri mematung tak mampu berkata-kata. Mereka saling bertatapan, tak ada sepatah kata pun meluncur dari bibir mereka. Hanya ada rasa haru yang membuncah. Rasa haru yang tak sempat membuat Ishaan menangis bahagia.

Semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan, ketika nama Ishaan Nandkishore Awasthi dari kelas 3D disebut sebagai pemenang lomba lukis. Sang juara berjalan digandeng sang guru untuk menerima penghargaan.

Sesaat setelah menerima penghargaan, Ishaan langsung berlari memeluk Nikumbh. Mereka saling berpelukan dan menitikkan air mata. Pelukan dan air mata yang punya banyak arti bagi Ishaan dan Nikumbh. 

Itulah saat yang paling mengharukan bagi siapa saja yang menyaksikan adegan tersebut. Adegan yang mengabarkan tentang kuatnya ikatan cinta yang melandasi hubungan di antara murid dengan guru. 

Itulah perasaan cinta sang guru, yang bisa melakukan apa pun yang terbaik untuk muridnya. Dialah manusia pilihan, yang bersedia menjadi pijakan bagi kesuksesan dan kebahagiaan murid-muridnya. Kapan terakhir kita menyaksikan adegan mengharukan seperti ini? Saya sangat merindukan hadirnya sosok guru seperti Nikumbh. Bagaimana dengan Anda?

Sumber: Republika Online


Dunia Dongeng

 
Resensi Buku

Judul: Dongeng Klasik Jepang; Kumpulan Dongeng Tradisional Jepang.

Penulis: Yei Theodora Ozaki diterjemahkan oleh Noviatri.

Penerbit: PT Elex Media Kompatindo.

Tahun Terbit: 2010.

Tebal: x 387 Halaman.

Sudah lama aku tidak membaca buku fiksi. Aku kembali mencoba untuk mencari-cari buku yang tersusun rapi di dalam lemari. Semuanya telah kubaca. Meskipun ada beberapa yang belum sempat diselesaikan, tetapi itu bukan bacaan fiksi.

Akhirnya kuputuskan untuk memburu buku di perpustakaan Sekolah Smart Ekselensia Indonesia, Bogor. Mataku menyapu semua rak yang berderet dalam ruangan yang sejuk ini. Beberapa buku menunjukan diri, diantaranya buku "Dongeng Klasik Jepang" yang menarik simpati. Karena aku telah terlanjur jatuh hati dengan negri sakura ini, kupinjam dengan semangat berapi-api. Berharap mampu memenuhi hasrat yang kupendam selama ini.

Dongeng klasik jepang yang dikompilasi oleh Yei Theodora Ozaki ini menceritakan banyak hal yang memberikan hikmah dan nasihat serta kearifan lokal setempat. Menariknya lagi, ketika kita mulai membaca dongeng pertama, kita sudah disuguhkan dengan kosa kata khas jepang; nama tokoh, tempat dan percakapan sehari-hari. Sehingga, disadari atau tidak kita telah belajar bahasa dan budaya jepang. Hal ini memang yang diinginkan oleh pengarangnya sendiri. Dalam kata pengantarnya dikatakan bahwa semua ekspresi bahasa tetap dipertahankan yang bertujuan untuk menarik minat pembaca kalangan muda ketimbang diperuntukan bagi para mahasiswa sastra folklor.

Kumpulan dongeng tradisional ini tidak sepenuhnya hasil karangan dari Yei Theodora Ozaki sendiri, melainkan merupakan kumpulan dari beberapa buku dan cerita klasik yang ada di jepang, sehingga orang jepang tidak mengategorikan cerita tersebut sebagai dongeng, meskipun cerita itu benar-benar termasuk dalam kategori dongeng sebagai karya sastra.
Seperti dongeng yang berjudul "Si Penebang Bambu dan Si Anak Bulan" diambil dari cerita klasik "Taketari Monogatari". Bahkan ada cerita yang pernah ditulis seratus tahun laju oleh Shinsui Tamenaga yang kemudian dikemas kembali secara apik oleh Ozaki dengan Judul "Dongeng Tentang Orang Tak Mau Mati."

Hampir semua dongeng yang ada di dalam buku ini merupakan cerita-cerita yang baru. Terutama untuk anak di negri indonesia. Walaupun begitu, ada kemiripan cerita dalam buku ini dengan dongeng yang ada di indonesia. Seperti dongeng "Burung Nuri yang Lidahnya Putus" yang ceritanya mirip dengan dongeng "Bawang Merah dan Bawang Putih". Hanya saja di cerita "Burung Nuri" ini peran Bawang Putih yang protagonis digantikan oleh seorang lelaki yang harus menghadapi perlakuan istrinya yang tidak terpuji.

Kemudian ada dongeng yang menceritakan tentang seorang satria yang gagah berani yang dipanggil dengan sebutan Tawara Toda yang berarti "Tuanku Pembawa Karung beras". Dongeng tersebut menceritakan sebab asal musabab kenapa sang satria digelari dengan tuanku pembawa karung beras.
Banyak lagi dongeng lainnya selain dongeng tersebut diatas. Namun, sebaiknya dibaca sendiri isi buku yang cukup tebal ini.

Secara keseluruhan, gaya bahasa dan alur penceritaan dongeng dalam buku ini hampir sama dari satu dongeng dan lainnya, sehingga pembaca jadi jenuh dan terkadang jalan ceritanya sudah bisa ditebak dari awal. Namun kekayaan imajinasi tetap didapati dari setiap dongeng yang disajikan.

Ikan Kecil dan Air





Resonansi Jiwa Clasy fm (28 Nov 2005).

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang ditepi sungai. Kata ayah kepada anaknya,


"Lihat anakku, air itu begitu penting dalam kehidupan ini. Tanpa air semua kita akan mati"

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari permukaan air. Ia mendadak jadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai kehilir sambil bertanya pada setiap ikan yang ditemuinya,

"Hei, tahukah kamu dimanakah air itu? Aku telah mendengar percakapan manusia diatas sana bahwa tanpa air katanya kehidupan ini akan mati"

Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu. Si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air menemui seekor ikan sepuh yang berpengalaman. Kepada ikan sepuh itu ia menanyakan hal yang serupa,

"Dimanakah air?"

Jawab ikan sepuh,

"Tidak usah gelisah anakku. Air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak pernah menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air semua kita akan mati. Tidak hanya kamu, tidak hanya kita yang ikan, tetapi semua makhluk didunia ini akan mati tanpa air."

Sahabat...
Apa arti cerita tersebut bagi kita?
Manusia kadang-kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil.
Mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiannya.
Padahal ia sedang menjalaninya bahkan kebahagian sedang melingkupinya sampai-sampai ia tidak pernah menyadarinya.