Selasa, 15 Agustus 2017

Tumbuh Cerdas



Pitih untuk ngedisplay udah meleleh. Bilik kelas yang masih kosong melompong siap buat didekorasi. Para siswa udah pada nggak sabaran pula untuk gunting-menggunting, robek-merobek, lem-mengelem, dan nempel-menempel. Apa yang hendak diperbuat kalo keadaannya udah begitu?

Okelah, guna memenuhi hajat semua pihak dengan mempertimbangkan pasal berkeadilan, maka dengan ini saya putuskan untuk membuat dan berbagi mengenai display kelas. Display Kelas dengan tema "Anggota Kelas" yang perdana tahun ini berjudul “Tumbuh Cerdas.” Display ini saya buat untuk siswa yang ada di kelas yang saya 'kendalikan.’ Berharap semoga para siswa di Kelas 6 Usamah bin Zaid tumbuh dan berkembang cerdas serupa sahabat Rasulullah tersebut. Well, langsung aja saya jabarkan mengenai tata cara pembuatannya. Cekidot…


Semula, siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Apa aja?
 Gunting/ cutter
 Spidol
 Lakban
Double tip
 Lem
 Piring Styrofoam (round plate) (Ukurannya disesuaikan dengan hasrat masing-masing)
 Karton manila Kuning, merah, dan putih (warnanya sesuai selera)
 Kertas origami warna hijau, ungu dan merah (bisa jua pilih warna lainnya sesuai kehendak masing-masing)
 Foto siswa (termasuk foto gurunya ya)

Langkah pertama, buatlah background display menggunakan karton manila warna kuning dan merah. Boleh jua memanfaatkan background ‘bongkar pasang’ jikalau di kelasnya tersedia. Gunakan double tip, lakban, atau lemnya guna menempeli backround yang sudah jadi di dinding kelas.


Selanjutnya, guntinglah kertas origami hijau membentuk daun rerumputan; kertas origami ungu dan merah digunting membentuk kelopak bunga. Potongan kertas origami hijau yang telah membentuk dedaunan rumput tadi ditempel di bagian bawah background display. Sedangkan kertas origami ungu dan merah yang membentuk kelopak bunga ditempelkan memenuhi pinggir piring styrofoam.


Aturlah foto jpg dengan format bulat. Gunting hingga membentuk bulatan hingga pas dengan bulatan piring styrofoam. Foto yang telah digunting, selanjutnya ditempelkan di bagian tengah piring styrofoam. Lihatlah sekarang, koalisi kertas origami ungu/merah, foto, dan piring styrofoam menjelma wujud bunga nan cantik.


Bunga nan cantik itu lalu tempelkan di backround display yang telah bertengger di dinding. Bentuklah pola pagar dengan karton manila putih dan temple pula di bagian bawah backround display. Terakhir tempelkan pula anyaman abjad “Tumbuh Cerdas” di posisi pojok kanan atas. Setelah itu, TARAAAAA… wujudlah display kelasnya.



Bagaimana Sobat Guru? Mudah, Bukan?

Demikianlah classroom display “Tumbuh Cerdas-nya”, moga bermanfaat dan menginspirasi. Selamat mencoba ya sobat guru![]

*gambar bahan dan alat diambil dari berbagai sumber

Selasa, 01 Agustus 2017

Cake Kagetan



Bila menyoal selebrasi, aku termasuk golongan yang terlalu abai. Apalagi yang berkait dengan pribadi. Semisal saja, perihal merayakan hari lahir. Merayakan hari lahir termasuk barang langka dalam sejarah hidupku, bahkan sudah punah malah. Seumur-umur, tiadalah pernah tembang “Happy Birthday” terlantun dari lisan atau menggema di gubuk yang kerap saya tempati. Namun, hari ini beda: ada kecupan beriring do’a dari sang bidadari surga menyapa, ada tingkah si Dedek Annida yang membuat hati bungah, ada bait-bait harapan terhantar dari sanak saudara, ada pula cake kagetan yang menggoda. Nah, untuk yang tersebut terakhir itu, bahkan sang pemberinya pun benar-benar kagetan pula, tiada terduga sebelumnya. Kejadian ini betul-betul berhasil mengubah amarah menjadi senyum semringah.

***

Bel berteriak memanggil para murid agar menghentikan aktifitas permainannya. Siswa-siswa putih merah itu gegas memenuhi ruangan persegi yang menjadi habitat mereka meraih ilmu. Kaki kuarahkan ke lantai tiga sekolah. Dua puluh anak tangga pertama sudah terlewati. Tersisa dua puluh anak tangga lagi. Haps, langkah terakhir menjadikan posisi saya telah menempati lantai tiga gedung abu-abu. Beberapa langkah lagi saya akan berada di lokal paling pojok guna berjumpa generasi bangsa ini.

Retinaku menangkap bayangan. Ada sekira sepuluh murid yang masih berkeliaran di luar kelas sewaktu kaki ini berjalan menerobos lorong-lorong koridor. Harusnya bakda istirahat seperti ini mereka memuraja’ah hafalan Al-Qur’an sembari menanti sang guru memasuki kelas––begitulah aturan yang sudah disepakati pekan lalu.


Langkah ku percepat. Menengok gegalatku yang kurang bersahabat, murid yang paling bongsor mengomandoi kawan-kawannya berlari menuju kelas. Pintu ditutupnya secepat kilat. Keras bantingannya menggetarkan gendang telinga. Mukaku merah saga. Getaran bibir tiada dapat lagi dikendalikan. Tangan menyentuh gagang pintu. Mulailah kata-kata teguran menari-nari dalam benak.

“Surprise!!!” koor para siswa serempak.

“Apa?!” intonasiku meninggi beradu ragu. Kekata teguran yang telah terjalin siap untuk diluncurkan. Murid bongsor yang duduk di pojok kanan senyumnya makin merekah. Dia memandangi kawannya bergantian, satu per satu, semacam ada kode rahasia. Tak lama….

Happy Milad, Pak Danil!!!” lisan siswa-siswa tersebut menggaung bagai memecah bilik kelas. Pandanganku menyapu ruangan kelas yang sudah didekorasi rapi, di meja depan tergolek cake kejutan. Kapan mereka menghias kelas ini? Tanda tanya bergelantungan dalam kepala. Nana, siswa yang punya ide “mengerjain” gurunya tersebut mengacung tangan dan menjelaskan sebab musababnya. Wajah yang bersemu merah saga perlahan pudar. Ooo, pahamlah ku kini. Malu terasa. Terucap terimakasih tiada hingga pada semua yang telah berhasil mengubah amarah menjadi senyum semringah. Nasyid “Selamat Hari Lahir” mengalun syahdu.[]


-Dalam Bilik Persegi 6 Usamah-