Senin, 09 Februari 2015

Jam Bunga Matahari



Anak didik itu menghampiri saya di sebuah siang yang ganas. Melihat raut mukanya, ada hal yang hendak diutarakannya. Betul sekali prasangka saya. Dia menanyakan perihal waktu kiranya.

“Teacher, pukul berapa sekarang?” Ungkapnya sembari menebar senyum. Indra penglihatannya meloncat jatuh pada arloji dikiri saya. Jawaban tak langsung saya berikan. Senyumnya saya balas dengan senyum termanis yang pernah saya punya. Sekaligus senyum geli penuh tanya mendesak kepala.

“Itu… jam tanganmu bagus sekali. Coba tengok, pukul berapa sekarang?” saya balik bertanya, jauh dari maksud mengujinya. Saya tatap arloji Nixon yang bergelayutan ditangan kirinya. Arloji keren itu saya taksir pasti mahal harganya. Senyum sumringahnya menjelma cengengesan yang tak sukar saya ramalkan. Oh, tahulah saya kini. Rupanya anak didik saya yang cakep itu belum mahir mengartikan deretan angka yang ada pada jam tangannya. Perih sangat hati ini terasa. Saya belum berhasil mengajarkan tentang waktu padanya.

Beberapa masa telah terlewat. Ada tugas yang belum saya tuntaskan. Ya, mengajari anak didik membaca jam. Apa kata dunia bila saya tak ajarkan materi ini? Oh tidak… tidak…

Ini dia ide brilian menusuk benak. Taraaa… Jam Bunga Matahari hendak wujudkan diri.

Metode unik ini bertujuan untuk membantu peserta didik memahami dan mampu membaca jam, menit dan detik. Sasarannya peserta didik kelas 4 yang saya ampu. Bila menilik pada standar kompetensi (KTSP), rupanya metode ini harusnya sudah diajarkan pada peserta didik kelas dua semester  satu pada standar kompetensi  menggunakan pengukuran waktu, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam khususnya.

Di kelas 4 Zaid yang damai dimulailah aksi Jam Bunga Matahari.

Kita pelajari bersama yuk!

Ayo perlihatkan alat dan bahan yang sudah dibilangin kemarin: Satu buah jam dinding berbentuk lingkaran, Kertas manila, Kertas karton, Spidol, Isolasi kertas, Gunting.

Udah?

Begini cara membuatnya: Silakan siapkan alat dan bahan. Kertas manila digunting membentuk kelopak bunga berjumlah 12 kertas. Kemudian ada kertas tersebut tuliskan angka kelipatan 5 sampai kertas ke-11. Pada kertas yang ke-12 tuliskan angka 00. Angka-angka tersebut merepresentasikan menit ke berapa pada jarum panjang yang ada pada jam. Potongan kertas ini dinamakan “Bunga Menit”. 

Kertas karton digunting membentuk batang pohon dengan panjang secukupnya. Setelah itu, buatlah bentuk daun sebanyak dua lembar. Satu daun berukuran lebih panjang untuk merepresentasikan jarum panjang pada jam, yang berarti ukuran satuan untuk menit. Sedangkan daun satunya dibuat lebih pendek untuk merepresentasikan jarum pendek pada jam yang berarti ukuran satuan untuk jam. Tuliskan kata “MENIT” pada daun yang lebih panjang, dan tuliskan “JAM’’ pada daun yang lebih pendek.

Setelah semua bahan selesai dibuat. Tempelkan potongan Bunga Menit di seputar jam dinding. Kelopak Bunga Menit yang bertulisan angka 05 diletakkan di sisi angka 1 pada jam, angka 10 diletakkan di sisi angka 2, dan seterusnya. Setiap kelopak Bunga Menit merepresentasikan jumlah satuan menit pada jam.

Setelah selesai merangkai Bunga Menit, kemudian letakkan batang dan daun-daun di bawah jam sehingga berbentuk seperti sebuah pohon bunga matahari. 

Lalu… ya, SELESAI-lah.

Catatan Hikmah
Metode ini tidak hanya dapat membuat peserta didik bisa membaca jam, tetapi juga mengembangkan kreativitas dan melatih keterampilan motorik halus peserta didik. Selain itu, sambil mengajarkan membaca jam ini, pendidik juga bisa menyisipkan materi pembentukan karakter tentang pentingnya menghargai waktu. Bahwa orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang mampu menghargai waktu.

Selamat Berkarya.

0 komentar: