Minggu, 10 Februari 2013

DITUNDA DULU...



Penantianku... (Sumber, bp.blogspot.com)

Ini kisah nyata. Seseorang meminjam uang yang saya punya. Saya pinjamkan hingga tenggang waktu yang telah ditetapkan. Karena sifat dasar saya yang tak kepingin menagih-nagih. Pada hari yang ditentukan, saya tak berani menagih uang yang dipinjam kawan saya itu. Padahal ketika itu saya lagi kanker alias kantong kering dan saya sangat butuh uang tersebut. Malangnya lagi, si peminjam seolah tak pernah memiliki hutang dan bersikap cuek pada saya pada hari H pembayaran, seakan dia tahu bahwa saya tidak akan menagihnya. Hal tersebut membuat hati saya panas dan geram. Namun, pertimbangan ikatan silaturahim lebih berarti bagi saya ketimbang uang yang sangat saya perlukan itu. Akhirnya saya urungkan niat untuk melampiaskan kegeraman yang merasuki jiwa.

Hari-hari berlalu dan hampir tiga bulan uang tersebut tidak sampai-sampai ditangan saya. Di hati saya telah katakan bahwa saya tidak akan menagih, kalo dibayar ya saya terima, tapi kalo nggak ya udah saya ikhlasin saja.

Hingga pada suatu siang. Saya diajak teman (Sebut saja namanya Sobran) break lunch di suatu rumah makan. Hal ini tidak biasa saya lakukan, sebabnya saya biasa makan siang di kantin kampus karena lebih hemat dan tetap mengeyangkan. Tengah makan saya teringat bahwa saya memiliki hutang pada Sobran beberapa waktu lalu, ketika saya dan dia makan bakso di warung depan kosan. Usai Break Lunch saya utarakan bahwa saya berhutang pada Sobran. Dia tersenyum dan berkata bahwa dia telah lupa akan hal itu. Semula dia tak mau nerima pembayaran saya, namun saya katakan hutang tetaplah hutang yang harus dibayar. Akhirnya dia mau nerimanya.

Malam hari. Seperti biasa saya memencet-mencet tobol-tombol keyboard Aceng, sapaan buat laptop saya. Dengan earphone tergantung dikuping dan kepala sedikit ikut bergoyang diikuti beberapa anggota badan saya, saya nikmati alunan nada dan irama dari Mp3. Sedang asix-asix na, tiba-tiba datang sahabat satu kosan masuk kamar saya sambil menyodorkan beberapa lembar uang puluhan ribu. Saya terperangah, uang apa ini? Tanya saya. Dia bilang bahwa itu adalah uang yang dipinjamnya pada saya beberapa bulan silam. What? Saya sudah melupakannya. Tapi tak apalah, akhirnya saya terima tuch uang. Seolah menerka apa yang sedang saya pikirkan dia minta maaf karena terlambat membayarnya sebab belum ada uang alasannya. Saya sambut dengan senyum dan lisan ini bilang never mind, nggak apa-apa.

Dibenak saya terekam lagi kejadian saat saya membayar uang pinjaman pada Sobran tadi. Barangkali karena saya menunda-nunda membayar uang pinjaman pada Sobran dibalas juga dengan tertundanya si peminjam mengembalikan uang saya. Namun, ketika saya segera membayar hak orang lain, hutang. Secepat itu pula diperlihat oleh Allah Swt bahwa uang saya dikembalikan.

Malam ini aku tercenung memikirkan peristiwa sehari tadi. Allah Swt memang selalu benar dan tak akan pernah sekali-kali mengingkari janjiNya. Ampuni hamba ya Rabb... ۩


 ۩ Keheningan Malam Bogor, 10 Februari 2013۩

0 komentar: