Goosebumps
Aku suka buku. Tiada buku otakku buntu. Bermula ketemu buku,
kujatuh cinta membaca. Jadinya ya, membaca apapun.
Dalam lemari, banyak pajangan buku.
Semuanya kukoleksi dari duit hasil jerih payahku. Tepatnya uang tabungan ortu
sih, hehe.
Saat sekolah dasar, karya Marah
Rusli, sebut saja Siti Nurbaya dan La Hami kulahap dengan nikmatnya. Buah
tangan Sutan Ali Sjahbana, Dian Tak Kunjung Padam, Tak Putus dirundung Malang
kulahap juga. Karya Hamka, Ali Akbar Navis dan beberapa sastrawan asal Sumatra
khususnya Minang kusantap saat sekolah dasar.
Sewaktu es em pe, cuma ada Toto Chan
dan Goosebumps. Kujarang baca karya sastra saat es em pe ini. Fokusnya
akademik. Jadi, tak banyak hidangan sastra tersaji dalam otakku.
Kutatap koleksi buku itu. Ada Semua
karya Andrea Hirata. Semua novel Ahmad Fuadi. Sang Penghadang, miliknya Taufik
Tan. Laila Majnun. Khalil Gibran juga ada. Tak ketinggalan Habiburarrah
El-Shirazy.
Kuobrak-abrik. Menyembul buku dengan
cover kuning kunyit dipadu warna hitam. Disana ada gambar tengkorak melayang,
disebelahnya berdiri kastil kuno mirip rumah hantu yang acapkali nongol di
tipi. Itulah karya R.L. Stine. Seorang yang senang menulis kisah-kisah hantu.
Aku suka itu. Segala hal yang berbau
horor sangat suka. Sebab itulah barangkali aku tak percaya dengan adanya hantu.
Baiklah, kucoba tulis, mengulang kisah hantu itu. Selamat datang di Goosebumps.
*coming soon ۩
Leave a Comment