Senin, 13 Mei 2013

Wujudnya Mimpi



Langit cerah mewujudkan diri setelah semalaman diguyur hujan. Aku melangkahkan kaki menuju perkebunan yang berada tak jauh dari tempatku berada. Hanya di tempat itu muncul sinyal di daerah eksotik ini, penempatanku.  Sungguh unik kurasa sebab hanya di kebun karet tersebut. Satu-satunya tempat malah.

Kususuri langkah demi langkah, menyibak semak-semak yang menemani pokok pohon karet. Suara kresekan tercipta dari dedaunan kering yang bergesekan dengan telapak kakiku. Ku lihat ponsel yang sedari tadi tergenggam di tangan. Satu per satu muncul garis tanda sinyal itu ada. Satu per satu pula pesan masuk memenuhi inbox-ku. Perlahan kubaca dan pahami setiap pesan singkat yang datang. Senyum simpul terukir diwajah. Ada yang kangen padaku ternyata, hehehe. Teman lama semasa sekolah dulu. Ah... Rindu. :)

Tiba-tiba nada dering bergetar dari ponsel miniku sesaat setelah tanda send kutekan membalas pesan dari sahabatku itu. Uni Ayu menelponku. Hmm... tumben sekali dia miscall. Ada apa gerangan.

“Assalaamu’alaykum Ni. Apo kaba?” Sapaku senang

“Hei, Huda. Uni Baliak ka Padang Liak Bisuak!” Kedengaran suara Uni Ayu dengan nada gembira dari sembrang telpon sana.

“Benarkah?” Keterkejutanku tak bisa ku simpan.

Uni Ayu merupakan seniorku semasa di kampus dulu.  Beda jurusan, Aku Biologi dan dia Fisika. Belum sekalipun jumpa. Mengenalnya hanya melalui dunia maya. Waktu itu aku dinyatakan diterima sebagai mahasiswa Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa (SGI-DD) angkatan keempat. Karena angkatan ketiga SGI tengah menjalani masa penempatan di sekolah dasar di daerah pelosok nusantara membuatku dan teman seangkatan tak sempat bertemu dengan mahasiswa SGI angkatan ketiga. Penasaranku timbul. Ku browsing nama-nama mahasiswa SGI diatasku untuk mengetahui mana tau ada yang berasal satu daerah denganku. Memanglah SGI merekrut mahasiswa fresh graduate dari seluruh perguruan tinggi negri dan swasta yang tersebar di bumi persada. Kudapati ada satu orang yang berasal dari Sumatra Barat, asalku. Ku buka account- nya yang terpampang di jejaring sosial miliknya. Ternyata dia satu almamater denganku di kampus hijau. Satu fakultas pula. Penasaranku belum habis. Kukirim pesan lewat chat cuma memastikan. Komunikasi terjalin. Benar adanya, Uni Ayu satu provinsi denganku.

“Ngapain Uni Pulang? Kan Baru nyampe di kota Semarang?” tanyaku setengah hidup.

Beberapa waktu lalu Uni Ayu bercerita tentang keinginannya mengelilingi Indonesia. Lalu hari berikutnya dia mengabarkan bahwa dia dikontrak di daerah Semarang selama delapan bulan setelah sebelumnya dia kembali dari Sambas Kalimantan Barat dan Sulawesi. Balik ke Padang hanya sesaat. Cuma menyetor wajah buat orang tua. Kembali dia merantau ke Semarang.

“Uni manjadi pembicara dalam acara Roadshow SGI di Unand, Da!”

“Wah...wah...wah...” Kagumku mengangkasa.

Brarti jadi juo Uni mangaliliangan Indonesia tu, Ni?”

Baa juo lai, hahaha. Bantuaknyo mang baitu ma, Da...”

Ku terdiam sesaat. Terbayang lagi impian hidup yang kugoreskan dalam catatan harianku. Disana tertulis targetan yang mendekati angka 100. Kuberharap semuanya bisa kewujud. Tetapi, melihat kenyataan mustahil bagiku untuk merubah impian itu menjadi kenyataan. Rasa pesimisku muncul. Ku mulai tak percaya dengan impian-impian itu.

“ Ndak mimpi lai do. La nyato ciek-ciek

Iyo juo ma, Ni. Keinginan awak lambek laun kan tajadi juo kalo awak lai nio mausahoannyo mah...” Suaraku pelan.

Ala yo, Da. Uni ka siap-siap a... hehehehe”

“Ya, Ni. Sukses selalu.”

Telpon terputus. Kekuatanku pulih lagi setelah lama sirna dimakan rasa pesimis. Mendengar impian Ni Ayu yang pernah dikisahkannya mulai mewujudkan dirinya. Sekarang ku kembali percaya dengan impian yang ku tulis. Optimisku perlahan mendekatiku. Semoga apa yang terbersit di hati dan pikiranku mengenai impian hidup ini kewujud pula.
“Sesungguhnya Allah Swt sesuai dengan persangkaan hamba-Nya. Innallaha Dzanniy ‘Abdi” :) ۩


0 komentar: