Wujudnya Mimpi
Langit cerah mewujudkan diri setelah semalaman
diguyur hujan. Aku melangkahkan kaki menuju perkebunan yang berada tak jauh
dari tempatku berada. Hanya di tempat itu muncul sinyal di daerah eksotik ini,
penempatanku. Sungguh unik kurasa sebab
hanya di kebun karet tersebut. Satu-satunya tempat malah.
Kususuri langkah demi langkah, menyibak semak-semak
yang menemani pokok pohon karet. Suara kresekan
tercipta dari dedaunan kering yang bergesekan dengan telapak kakiku. Ku lihat
ponsel yang sedari tadi tergenggam di tangan. Satu per satu muncul garis tanda
sinyal itu ada. Satu per satu pula pesan masuk memenuhi inbox-ku. Perlahan kubaca dan pahami setiap pesan singkat yang
datang. Senyum simpul terukir diwajah. Ada yang kangen padaku ternyata, hehehe.
Teman lama semasa sekolah dulu. Ah... Rindu. :)
Tiba-tiba nada dering bergetar dari ponsel miniku
sesaat setelah tanda send kutekan membalas pesan dari sahabatku itu. Uni
Ayu menelponku. Hmm... tumben sekali
dia miscall. Ada apa gerangan.
“Assalaamu’alaykum Ni. Apo kaba?” Sapaku senang
“Hei, Huda. Uni
Baliak ka Padang Liak Bisuak!” Kedengaran suara Uni Ayu dengan nada gembira
dari sembrang telpon sana.
“Benarkah?” Keterkejutanku tak bisa ku simpan.
Uni Ayu merupakan seniorku semasa di kampus
dulu. Beda jurusan, Aku Biologi dan dia
Fisika. Belum sekalipun jumpa. Mengenalnya hanya melalui dunia maya. Waktu itu
aku dinyatakan diterima sebagai mahasiswa Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa
(SGI-DD) angkatan keempat. Karena angkatan ketiga SGI tengah menjalani masa
penempatan di sekolah dasar di daerah pelosok nusantara membuatku dan teman
seangkatan tak sempat bertemu dengan mahasiswa SGI angkatan ketiga. Penasaranku
timbul. Ku browsing nama-nama mahasiswa SGI diatasku untuk mengetahui
mana tau ada yang berasal satu daerah denganku. Memanglah SGI merekrut
mahasiswa fresh graduate dari seluruh
perguruan tinggi negri dan swasta yang tersebar di bumi persada. Kudapati ada
satu orang yang berasal dari Sumatra Barat, asalku. Ku buka account- nya yang terpampang di jejaring
sosial miliknya. Ternyata dia satu almamater denganku di kampus hijau. Satu
fakultas pula. Penasaranku belum habis. Kukirim pesan lewat chat cuma memastikan. Komunikasi
terjalin. Benar adanya, Uni Ayu satu provinsi denganku.
“Ngapain Uni Pulang? Kan Baru nyampe di kota
Semarang?” tanyaku setengah hidup.
Beberapa waktu lalu Uni Ayu bercerita tentang
keinginannya mengelilingi Indonesia. Lalu hari berikutnya dia mengabarkan bahwa
dia dikontrak di daerah Semarang selama delapan bulan setelah sebelumnya dia
kembali dari Sambas Kalimantan Barat dan Sulawesi. Balik ke Padang hanya
sesaat. Cuma menyetor wajah buat orang tua. Kembali dia merantau ke Semarang.
“Uni manjadi pembicara dalam acara Roadshow SGI di Unand, Da!”
“Wah...wah...wah...” Kagumku mengangkasa.
“Brarti jadi
juo Uni mangaliliangan Indonesia tu, Ni?”
“Baa juo lai,
hahaha. Bantuaknyo mang baitu ma,
Da...”
Ku terdiam sesaat. Terbayang lagi impian hidup yang
kugoreskan dalam catatan harianku. Disana tertulis targetan yang mendekati
angka 100. Kuberharap semuanya bisa kewujud. Tetapi, melihat kenyataan mustahil
bagiku untuk merubah impian itu menjadi kenyataan. Rasa pesimisku muncul. Ku
mulai tak percaya dengan impian-impian itu.
“ Ndak mimpi lai
do. La nyato ciek-ciek”
“Iyo juo ma,
Ni. Keinginan awak lambek laun kan tajadi juo kalo awak lai nio mausahoannyo
mah...” Suaraku pelan.
“Ala yo, Da.
Uni ka siap-siap a... hehehehe”
“Ya, Ni. Sukses selalu.”
Telpon terputus. Kekuatanku pulih lagi setelah lama
sirna dimakan rasa pesimis. Mendengar impian Ni Ayu yang pernah dikisahkannya
mulai mewujudkan dirinya. Sekarang ku kembali percaya dengan impian yang ku
tulis. Optimisku perlahan mendekatiku. Semoga apa yang terbersit di hati dan
pikiranku mengenai impian hidup ini kewujud pula.
“Sesungguhnya Allah Swt sesuai dengan persangkaan
hamba-Nya. Innallaha Dzanniy ‘Abdi” :) ۩
Leave a Comment