Minggu, 17 Januari 2021

MENAPAKI NEGERI JIRAN

 


Ya, ke Negara Malaysia dan Negara Singapura selama tiga hari tanpa kedua orang tua. Dua negara yang secara jarak dekat dengan tempat tinggal ku, yaitu Batam-Indonesia bahkan ke sana pun tak harus naik pesawat terbang, cukup dengan menggunakan kapal laut yang jarak tempuh nya kurang lebih satu jam.

Perjalanan di mulai pada hari Senin, tanggal 16 Desember 2019. Saya bersama teman-teman dengan menggunakan dua bis besar kami berangkat dari sekolah kami tercinta menuju pelabuhan kapal ferry Harbour Bay Batu Ampar. Di awal perjalanan dari Harbour Bay,  kami menuju Negara Malaysia dengan menggunakan kapal ferry yang cukup besar. Sebelum masuk ke kapal, semua rombongan harus melalui loket imigrasi untuk cop/stamping passport yang menyatakan akan pergi ke luar negara Indonesia. Cop/stamping di passport ini  merupakan suatu izin dari negara setempat untuk menuju negara lainnya.

Sungguh suatu pengalaman yang luar biasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Meski di awal saya merasaakan sangat banyak keceriaan selama berada di atas kapal, akan tetapi ada hal yang kurang menyenangkan. Ya, ternyata di luar dugaanku: aku mabuk laut. Memang, aku belum terbiasa naik kapal dan mungkin inilah yang menyebabkan aku merasa mual dan mabuk. Hempasan gelombang air dan suasana dingin AC yang menyelimuti ruang kapal membuat diriku oleng dan pusing. Walaupun begitu, beruntung saya memiliki teman-teman yang dengan senang hati menolongku serta tim tour giude juga dengan sigap membantu agar segera pulih dan menikmati perjalanan kembali.

Tak berselang lama, kapal ferry kami pun bersandar di pelabuhan kapal ferry Negara Malaysia dan kami pun secara bergantian turun dari kapal ferry menuju loket imigrasi Negara Malaysia yang ada di pelabuhan tersebut. Inilah momen pertama kalinya saya dapat menginjakkan kaki di Negara Malaysia. Dengan bantuan tim tour giude yang lincah kami pun dengan cepat menuju ke bis yang telah tersedia di luar gedung pelabuhan tersebut. Cuaca terasa panas mengiringi perjalanan kami menuju kota Johor, salah satu kota yang ada di negara Malaysia. Canda tawa memenuhi ruang bis meski ada beberapa teman-teman yang kelelahan termasuk saya.

Selama perjalanan, mata kami terus mencari sesuatu pemandangan yang asing yang mungkin belum pernah kami lihat dan temui di Indonesia. Perjalanan pertama kami di negeri Malaysia ini dimulai dari sebuah Masjid Pink di kota Putra Jaya. Saat itu kami berkesempatan melaksanakan shalat Magrib dan Isya. Perjalanan kami lanjutkan ke Twin Tower (Menara Kembar) megah dan indah.

Selanjutnya kami menuju hotel tempat kami akan beristirahat yaitu Hotel Grand Plaza yang berada di Ibu kota Malaysia yaitu Kuala Lumpur. Di hari kedua perjalanan, saya bersama teman-teman mengunjungi Batu Caves Kuala Lumpur. Disana terdapat patung Ganesha yang sangat besar berwarna keemasan, disampingnya pula terdapat puluhan anak tangga yang di cat beraneka warna menuju ke dalam goa batu tersebut. Beberapa di antara kami ada yang sibuk berfoto dan bermain di area tersebut sehingga tak terasa waktu mulai siang dan kami pun bergegas menuju Choclate Kingdom dan Genting Highland dan menunaikan shalat magrib beserta isya di masjid Sultan Abu Bakar Johor Bahru Malaysia.

Terakhir kami pun beristirahat di hotel Berjaya Waterfront. Di hari terakhir perjalanan kami, masih di Malaysia kami mengunjungi Legoland Malaysia, di sini kami melihat banyak sekali hal-hal yang sangat menakjubkan dan kami sempat berswafoto bersama dengan teman-teman.

Setelah berfoto ria bersama kami pun di haruskan segera bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan kami menuju negara berikutnya yakni Singapura. Setelah melewati cek point perbatasan Malaysia dan Singapura kami pun disugukan keindahan pemandangan gedung-gedung tinggi negara Singapura. Banyak sekali pemandangan yang mengagumkan.

Tujuan terakhir kami adalah Pelabuhan kapal Ferry Negara Singapura yaitu Harbour Front. Sebuah pelabuhan internasional yang sangat ketat dan dijaga oleh banyak polisi. Setelah menyelesaikan urusan cop/stamping kami pun segera menaiki kapal ferry tujuan pelabuhan Batam Centre-Batam Indonesia. Perjalanan pun di mulai, hanya sekitar 40 menit kapal ferry kami pun sampai kembali ke negara tercintaku. Wajah yang pasi, badan yang letih dan mata yang lelah menjadi penutup perjalanan saya di negeri seberang.[]

Tentang Penulis

Muhammad Alif Rahmatulloh lahir di Jakarta, 23 April 2008. Bercita-cita ingin menjadi pemain bola dunia yang hafidz Qur’an. Motto hidupnya, “Jangan Mudah Menyerah”


0 komentar: