Rabu, 16 Januari 2013

Bunga di Taman Hatinya


 
Rasanya susah dibayangkan bila keadaan disekitar kita jauh dari kata bersih. Sampah berserakan dimana-mana. Tata ruang yang acak-acakan. Semua tak teratur membuat kita tidak kerasan berlama-lama pada kondisi seperti itu. Beda kalau kita memasuki Bumi Pengembangan Insani (BPI), salah satu jejaring Dompet Dhuafa Republika yang berkhidmat kepada peningkatan kualitas sumberdaya manusia, melalui pemberdayaan dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf (ZISWAF) dalam bidang pendidikan. Dari luar saja penglihatan kita sudah dimanjakan dengan keadaan yang bersih dan asri, itulah kesan pertamanya. Dengan tanaman perdu yang dipangkas rapi dan ditata secara apik membuat mata tak jenuh memandangnya. Siapakah gerangan yang berperan dalam hal ini?

Adalah Yusuf, salah seorang gardener  yang berjasa menjaga tanaman dan taman agar tetap adem, nyaman dan tetap lestari. Lelaki kelahiran 5 November 1974 ini telah alang melintang mengabdikan diri di BPI semenjak enam bulan lalu.

“Yah... sembari menambah pengalaman Mas. Lagian kalau kerja disini (BPI) jarak perjalanannya jadi tidak begitu jauh dari rumah” ujar lelaki yang pernah bekerja di PT Menfori Nusantara dan PT Inagrog Jampang.
Didampingi oleh Idawati, sang istri. Bapak yang kerap disapa Yusuf ini hidup bahagia di Desa Nagrog Jampang. Mereka dikarunia dua orang putri. Pak Yusuf bangga memiliki mereka semua. Tak heran kalau semua yang dilakukannya selalu dibelakangnya ada istri dan anaknya yang menjadi penyemangat.

“Semuanya ini demi anak istri Mas. Juga yang saya lakukan ini kan termasuk ibadah. Bukannya Rasulullah Saw pernah mengajarkan kepada kita bahwa kebersihan sebahagian dari iman?” Jawabnya saat ditanya alasannya kenapa bekerja di BPI.

Sebagai gardener yang ditempatkan di bidang pertamanan,  pak Yusuf dengan giatnya menjalani tugasnya selama tujuh jam setiap harinya. Tiada keluh dan kesah yang terpampang di air mukanya. Dia menikmati dan menekuni sekali tugasnya. Dengan senyum tersungging, alumnus D1 IPB prodi usaha tani ini memaparkan rahasianya.

“Apapun itu kalau dijalani dengan hati yang senang dan ikhlas, bukan karena paksaan dan tekanan dari orang lain akan memunculkan perasaan yang senang dan bahagia. Sehingga pekerjaan yang kita perbuat tak terkejar waktu” 


Dimanapun dan kapanpun, setiap kali mau berbuat sesuatu tentu ada kendalanya. Begitu  pula halnya dengan pak Yusuf. Selama bekerja di BPI pasti ada kendalanya walau itu bisa dikatakan kendala yang tidak begitu berarti yang dihadapi olehnya. “Sebetulnya hanya masalah komunikasi saja yang menjaga hambatannya. Namun, ketika itu telah dibicarakan, yah... kelar juga” katanya sambil menawan tawa.

Selain senang menjalani hari-harinya dilingkungan BPI, bapak ini juga merasakan adanya keberkahan dan kedekatannya dengan sang pencipta. “Aura religiusnya terasa sangat disini” kata bapak yang selalu tampak tiap Dhuhur shalat berjamaah di masjid Al-Insan.

Disini, Di BPI ini dia temukan tidak hanya taman yang dipenuhi bunga-bunga. Tapi bunga keimanan itu sekarang ikut bersemi di taman hatinya.

0 komentar: