Bukan Lagi Guru Tanpa Tanda Jasa



Beberapa hari lalu, kami-mahasiswa Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa (SGI-DD) angkatan empat dikabari bahwa akan adanya peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada Ahad, (25 November).

"Karena Hari Guru Nasional tahun ini bertepatan dengan hari libur, maka perayaannya kita tunda menjadi Selasa, 27 November di Aula Buya Hamka Mesjid Agung Al-Azhar (Jl. Sisimangaraja, No.1 Kebayoran Baru JakSel)" Staf Kurikulum SGI-DD, Najmi Ridha Syabani mengumumkan.

Acara yang dirangkai dalam bentuk Talkshow dan Seminar bertemakan "Bangkit Guruku, Bangkit Bangsaku" bersama Itje Chodidjah (Praktisi dan Pengamat Pendidikan), Wulan Sari (Pendiri Sekolah di Komunitas Sampah Bantar Gebang) dan Seminar "Pemanfaatan TIK sebagai sarana dan prasarana belajar mengajar yang arif dan bijaksana" bersama Nugraha Romadhan (Ketua Djaladuddin Pane Foundation) sekalian launching Buku "Peluh Penawar Rindumu, Indonesia" karyanya Tien Asmara P dan mahasiswa SGI angkatan dua dan tiga.

Aku dan teman-teman manggut-manggut. Tapi, betapa terkejutnya, ketika kutahu bahwa lirik Hymne guru yang turut akan dikumandangkan saat acara nanti telah mengalami revisi alias perubahan. Penasaranku muncul, Ternyata benar...

Semenjak 25 November 2008 silam, Lagu berjudul Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang ditetapkan sebagai hymne guru sejak tahun 1994 itu telah mengalami revisi, khususnya pada lirik terakhir yang berbunyi "Pahlawan tanpa tanda jasa" dirubah menjadi "Pahlawan Pembangun Insan Cendikia". Perubahan syair merupakan hasil negosiasi Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, PGRI, dan penciptanya, Sartono.


Hmmm... Baguslah kalo diubah, kukira sesuai kenyataan saat ini. Guru itu- memang "Pahlawan tanpa tanda jasa", saking tanpa tanda jasanya, "penghargaan" terhadap guru di persada ini minim kukira, padahal kemajuan suatu negara indikator utamanya ialah pendidikan anak bangsanya, dan kualitas pendidikan tersebut tergatung oleh peran gurunya. (maaf) Seolah Peranan guru "tidak ada artinya." Juga, dengan adanya guru sebagai "Pahlawan Pembangun Insan Cendikia" kuharap moga para guru mampu membimbing siswa menuju insan cendikia yang berakhlak mulia sebagaimana yang slama ini kuimpikan.

Inilah lirik terbarunya kawan...

Hymne Guru

Terpujilah, wahai engkau, ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup, dalam sanubariku
Semua baktimu, akan kuukir, di dalam hatiku
Sbagai prasasti, terimakasihku, tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan,
Engkau laksana embun penyejuk, dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan pembangun insan cendekia

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.