Mengarungi Dunia Persilatan
"Uda..! Ada festival silat nich..!"
Info surprise menggema dari ujung handphone. Wajahku berseri-seri. Bayangan swimming pool berangsur-angsur meninggalkan anganku.
Dua hari ini hatiku merasa rindu bermain air~ Berenang. Tapi, belum kutemukan waktu dan lokasi yang tepat untuk melepas rindu pada hobiku yang satu ini. Di kota hujan ini sebenarnya banyak sich tempat yang bisa untukku "menceburkan" diri didalamnya. Namun, hatiku tidak "ngeh" dengan suasananya sebab pria dan wanitanya masih bercampur aduk dalam satu kolam pemandian. Nggak lucu banget bila ku ikut nimbrung dikerumunan kaum hawa yang tak mau tahu akan derajatnya yang mulia dengan memamerkan auratnya pada khalayak ramai.
"Ayo Uda..!"
Ajak Alex masih diseberang telpon. Kuberanjak dari kamar sepi bersama Boby- pria asal Bandung yang tak ingin ketinggalan menyaksikan festival di luar sana.
Senyum sang surya menyemangatiku. Pertunjukan silat dengan alunan musiknya menggoda mataku menikmatinya. Kelopaknya tak berkedip melihat aksi jurus yang dikeluarkan oleh pesilat tangguh didepanku. Aku larut dalam takjub. Tak sadar dengan suasana dikiri-kanan. Hanya konsentrasi penuh yang kupunya. Makin lama; gerakan, jurus, kuda-kuda pesilat membuat otakku mencerna sesuatu. Menggali apa yang tersirat dalam pencak silat.
Tak butuh waktu lama, benakku berhasil menemukan sesuatu dibalik silat.
"Dalam persilatan terkandung nilai-nilai mental spiritual, karena mampu membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Kemudian dalam silat ada nilai seni budaya yang menampilkan musik dan busana tradisional. Lalu silat dapat memupuk sikap kepercayaan dan ketekunan diri. Karena melibatkan otot-otot tubuh dan juga pikiran, maka dalam pencak silat juga terkandung nilai olah raganya."
Diam-diam hatiku ikut menambahkan,
"Silat mampu menyambung kasih sayang.
Alasannya karena silat itu (Minang, Silek) berarti menyambung dan rahim artinya kasih sayang."
"Barangkali kata Silat tersebutlah yang menjadi pangkal istilah silatuhrahim."
tambah hatiku.
Bibirku melebar sama panjang ke kiri dan ke kanan. Sekarang wajahku dipenuhi senyum puas.
"Meskipun rinduku untuk berenang di perairan tak terwujud, tapi ku tlah berhasil mendapatkan hikmah dari pikiranku yang berenang mengarungi dunia persilatan."
Leave a Comment