Sabtu, 03 November 2012

Jalur Kereta Api

Resonansi Jiwa Classy fm (19 September 2005)

Sekelompok anak kecil sedang bermain di dua jalur kereta api. Jalur pertama adalah jalur aktif, sementara jalur kedua sudah tidak aktif lagi. Hanya seorang anak yang bermain dijalur yang tidak aktif. Sedangkan yang lainnya bermain di jalur yang aktif. Dan tiba-tiba terlihat kereta mendekat dengan kecepatan yang sangat tinggi.

***

Sahabat...

Jika anda kebetulan berada ditengah persimpangan yang mengatur arah kereta api tersebut, apa kira-kira yang akan anda lakukan?
Apakah anda akan memindahkan arah kereta kearah jalur yang sudah tidak aktif, kemudian menyelamatkan sebagian besar anak yang sedang bermain.

Namun, bila hal ini anda perbuat, berarti anda mengorbankan seorang anak yang bermain di jalur yang tidak aktif, atau anda akan membiarkan kereta dijalur yang sudah semestinya.

Ya, benar..!

Sebagian besar orang akan memilih untuk memindahkan arah kereta dan mengorbankan satu jiwa.

Barangkali anda mempunyai pilihan yang sama? Karena dengan menyelamatkan banyak anak dan hanya kehilangan satu anak saja adalah sebuah keputusan yang rasional dan dapat disahkan baik secara moral maupun emosional.

Tapi sadarkah kita bahwa anak yang bermain di jalur tidak aktif berada dipihak yang benar sebab ia telah memilih bermain ditempat aman. Haruskah dia dikorbankan justru karena kecerobohan teman-temannya yang bermain ditempat yang berbahaya?

Adilkah ini?

Dilema semacam ini terjadi disekitar kita, disetiap saat.
Di kantorkah?, dimasyarakat, didunia politik, terutama dalam demokrasi.
Pihak minoritas harus dikorbankan oleh pihak mayoritas.
Tidak peduli betapa bodoh dan cerobohnya pihak mayoritas tersebut.

0 komentar: