Sekolah Guru Indonesia dan Tujuan Hidup
Serupa dengan nama dan lika-liku kehidupannya, orang ini memang “Aneh”. Aneh? Betul sekali!!! Dia memang aneh. Simak yah...
Nama lengkapnya Asrulla, tanpa abjad “H”. Sering teman-temannya protes “ kenapa tidak pake ‘H’? Asrullah gitu!? kan lebih bagus dan enak diucapkan?”. Pria kelahiran Sikeli (Sulawesi Tenggara) 27 Oktober 1989 ini mempunyai alasan tersendiri tentang hal itu.
“Sebetulnya, nama saya itu pake H awalnya. Namun, saat menuliskan di Akte kelahiran, sang bidan kehabisan tinta pena-nya. Jadilah namaku seperti saat ini. Hahaha..Huck,, Huck!!!” Gurauan si penggila Brain Gym diakhiri batuk saking semangatnya ketika ditanya. (Khasyiean dech Loe! Hahaha. :D).
Sang peraih titel Sarjana Sastra di Universitas Hasanuddin Makasar ini teramat mencintai dunia ke-AKUNTANSI-an, hal ini selaras dengan impiannya yakni menjadi seorang pengusaha rumah makan. Tetapi, jalan hidup membawanya ke alam “bahasa inggris” di bangku perkuliahan. “Saya tidak menyangka akan berkecimpung dengan bahasa inggris. Namun, sudahlah! Barangkali inilah yang terbaik” jawaban fans Rasulullah Saw ini lagi-lagi diikuti dengan senyuman ceria sesuai hobinya untuk memberi senyum pada semua (Skalian aje senyum-senyum sendiri :p).
Sewaktu ditanya kenapa terdampar di Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa Bogor (SGI-DD). Penikmat bacaan Hypnotherapy ini menjelaskan bahwa selain bercita-cita menjadi seorang pengusaha yang sukses, si bungsu dari enam bersaudara ini mempunyai impian menjadi seorang konsultan di bidang pendidikan. Nah, keinginannya tersebut sejalan dengan visi dan misi yang dimiliki oleh Sekolah Guru Indonesia. Sebab itulah dia memutuskan untuk ikut serta memajukan pendidikan (berkarakter) dengan wadahnya SGI.
“Saya berharap, kehadiran saya di SGI angkatan empat ini mampu menebarkan banyak manfaat untuk umat dan bangsa khususnya di dunia pendidikan” tutupnya dengan aksen khas di ujung kalimat.
Leave a Comment